Kata kata bijak dari BUYA HAMKA, Ulama, AKtivis, Sastrawan yang berasal dari Sumatera Barat.
1. Kalau
hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekedar
bekerja, kera juga bekerja.
2. Jangan
takut jatuh, karena yang tidak pernah memanjatlah yang tidak pernah jatuh. Jangan
takut gagal, karena yang tidak pernah gagal hanyalah orang-orang yang tidak
pernah melangkah. Jangan takut salah, karena dengan kesalahan yang pertama kita
dapat menambah pengetahuan untuk mencari jalan yang benar pada langkah yang
kedua.
3. Air
mata rasanya asin itu karenanya air mata adalah garam kehidupan.
4. Lebih
banyak orang yang mati di tempat tidur daripada di atas pesawat. Tetapi
kenapa lebih banyak orang yang takut mati ketika naik pesawat daripada orang naik
ke tempat tidur.
5. Ikhlas
dan sejati ada dalam senyuman anak kecil, senyum yang sebenarnya senyum, senyum
yang tidak disertai apa-apa.
6. Iman
tanpa ilmu bagaikan lentera di tangan bayi. Namun ilmu tanpa iman, bagaikan
lentera di tangan pencuri.
7. Jika
kita dapat menyelamatkan diri kita sendiri, para Nabi tidak perlu ada untuk
keselamatan kita.
8. Jangan
pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan
tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan yang kemudian anda dapat.
9. Bertobat
tidak hanya berarti menyesali perbuatan, tetapi juga membenci dosa perbuatan
itu.
10. Satu-satunya alasan kita untuk hadir di
dunia ini adalah untuk menjadi saksi atas keesaan Allah.
11. Al-Quran yang dibaca baik-baik adalah
tanda jiwa yang kenyang akan makanan bergizi.
12. Kalau sudah nyata bahwa harta benda tak
dapat menangkis sakit, tidak dapat menolak demam, tidak dapat menghindarkan
maut, nyatalah bahwa kesusahan yang menimpa orang kaya serupa dengan kesusahan
yang menimpa orang miskin.
13. Tuhan menilai apa yang kita beri dengan
melihat apa yang kita simpan.
14. Ujung akal itu fikir, pangkal agama itu
zikir.
15. Kita memang hanya akan dipertemukan
dengan apa-apa yang kita cari.
16. Kemunduran negara tidak akan terjadi
kalau tidak kemunduran budi dan kekusutan jiwa.
17. Orang berakal hidup untuk masyarakatnya,
bukan buat dirinya sendiri.
18. Tegakkan cita-cita lebih dahulu sebelum
berusaha.
19. Seseorang yang menolak memperbarui
cara-cara kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku seperti orang yang
terus memeras jerami untuk mendapatkan santan.
20. Kemerdekaan sauatu negara dapat dijamin
teguh berdiri apabila berpangkal pada kemerdekaan jiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar