Kata Kata Bijak Sujiwo Tejo
1.
Jangan pergi
agar dicari, jangan sengaja lari agar dikejar. Berjuang tak sebercanda itu.
2.
Bagaimana
kebiasaan akan kita ubah kalau kebiasaan itu sendiri sering tak kita sadari?
3.
Tangga
menuju langit adalah kepalamu, maka letakkan kakimu diatas kepalamu. Untuk
mencapai Tuhan injak-injaklah pikiran dan kesombongan rasionalmu.
4. Kenapa orang Indonesia selalu mempromosikan batik, reog? Kok korupsi nggak? Padahal korupsilah budaya kita yang paling mahal.
5. Rindu dikalikan jarak sama dengan aku.
6.
Kenapa aku
suka senja? Karena negeri ini kebanyakan pagi, kekurangan senja, kebanyakan
gairah, kurang perenungan.
7.
Jika
kegagalan adalah sukses yang tertunda, berarti bisa kita harapkan kebohongan
adalah jujur yang tertunda. Mengapa kalian pesimistis?
8.
Cinta itu ga
pake itung-itungan. Kalo udah mulai mikir "pengorbanan" itu namanya
"kalkulasi".
9.
Banyak yang
yakin bahwa mawar cuma tumbuh di tanah. Padahal mawar juga bisa tumbuh di hati.
10. Andai mereka, kaum jomblo itu, ber-Tuhan, masih
lumayan. Mereka akan bilang bahwa jodoh itu di tangan Tuhan. Lha, yang atheis
jodohnya di tangan siapa?
11. Apakah selama ini kita masuk ke dalam agama
atau agama yang kita masukkan ke dalam diri kita?
12. Di negeri yang baik, airmata tak pernah dihapus
oleh tisu, tapi oleh tangan kekasih.
13. Tahukah kamu orang yang paling tak berperasaan?
Dia yang jauh dari kekasih di saat hujan, tapi tak menghasilkan puisi.
14. Tidak tersenyum lebih kejam daripada pembunuhan.
15. Urakan berbeda dari kurang ajar. Urakan
melanggar aturan termasuk aturan berfikir demi mengikuti hati nurani. Kurang
ajar melanggar aturan hanya demi melanggar
16. Yang aku bayar pada tukan pecel hanyalah biaya
produksi, waktu dan tenaganya. Rasaku ketika makan pecel dan berbagai
sensasinya tak terbayar. Itulah utang rasa.
17. Benar dan salah tentu ada. Tegakkanlah
segitiga. Pada alas ada dua sudut, sudut benar dan sudut salah.
18. Kesenian yang baik biasanya merupakan biografi
senimannya, biografi yang disamar-samarkan di sana sini.
19. Ateis lebih tepatnya adalah orang-orang yang mengaku
beragama dan bertuhan, tapi tindakannya korup. mereka tidak benar-benar
bertuhan, mereka mengaku menuhankan Allah atau dengan apapun memberi nama,
tetapi sejatinya mereka Tuhankan duit. Duit itu berbentuk. Padahal, konon,
tuhan tidak berbentuk.
20. Presiden, gubernur, bupati, dan lain-lain
bukanlah pemimpin. Mereka lebih tepatnya pegawai kita, maksimal direktur. Dan
kitalah komisarisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar